Sabtu, 03 Maret 2012

Terbelenggu dalam Elegi (ʃ˘__˘ƪ)

Saat aku tak terlalu peduli terhadap mu, kenapa kau terasa begitu mendekatiku. Namun saat aku mulai peduli dan beralih ke dirimu, kini ku temukan engkau yang sudah tak terasa dapat diraih lagi olehku. Seolah ada yang menarikmu untuk menjauh dariku. Mengulurmu saat aku lengah. Dan saat firasatku kuat, kau terasa semakin menjauh. Sampai kulit ini tak dapat merasakan hangatnya hembusan dirimu.

Sekarang aku hanya berani untuk memperhatikanmu dari segala sudut yang dapat aku gapai. Kedua manik mata ini bingung saat bola matamu yang pekat itu solah tersadar ada sepasang mata-mata yang melihatmu, kemudian kau membalas menatapku, walau tatapan yang ku anggap sebagai tatapan tajam yang penuh selidik itu. Hati ini takut, teramat sangat takut, saat melihat tatapan matamu yang tajam penuh selidik, ekspresi wajahmu datar, tanpa selekuk senyuman, terkadang.

Saat aku teringat tempo hari, dimana kau mengatakan tentang masa laluku, disitulah aku mulai berpikir, darimana kau tau? Bahkan masa lalu itu sudah tak ku hiraukan lagi, dan juga ku pikir orang yang pernah mengisi dalam masa laluku itu tidak akan pernah mengingat kenangan dahulu. Tapi aku salah, kini kau mengungkit lagi. Dan membuat fikiranku mempunyai sekelebat pertanyaan 'apakah kau mencari tau tentangku?' atau mungkin 'orang masa laluku itu bertanya tentang diriku, dan kau mengatakannya'. Entah aku tak tau kebenerannya.

Aku kadang bingung, harus bagaimana. Di satu sisi aku seperti seorang yang bodoh dan gila karna mengharapkan cinta yang sama sekali tidak akan datang darimu. Di sisi lain, aku selalu berharap jika kau akan bisa mencintaiku suatu saat nanti. Aku bingung, memilih melepaskan dirimu, ataukah terus mengharapkanmu. Ku mohon jangan buat aku terbelenggu di dalam elegi rumit ini. Sesungguhnya aku benar-benar tidak akan pernah sanggup untuk selalu seperti ini.




[DA]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar